Minggu, 29 Mei 2016

Indonesian Natural Extract


Untitled-3Kekayaan rempah dan herbal Indonesia, ternyata bisa memberikan nilai yang lebih tinggi dengan pengolahan lebih lanjut. Salah satunya dengan mengolahnya menjadi natural extract yang dapat digunakan sebagai bahan baku pangan. Walau banyak kendala dalam pelaksanaannya, tetapi beberapa produsen natural extract nasional telah membuktikan, bahkan produknya mampu menembus pasar internasional. Hal terpenting adalah menjaga kualitas, terus berinovasi menghasilkan produk yang unik dan khas, serta memperhatikan faktor keamanan.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang cukup besar. Bahkan banyak diantaranya yang sebenarnya memiliki prospek untukdikembangkan lebih lanjut sebagai bahan baku produk pangan. Hanya saja, belum banyak investor yang melirik potensi tersebut. Jikapun ada, kebanyakan hanyamengekspor dalam bentuk mentah, tanpa proses pengolahan. 

Padahal menurut Managing Director Javaplant -Junius Rahardjo, dengan sedikittambahan pengolahan menjadi produk setengah jadi saja, sudah dapat memberikan nilai tambah dan keuntungan yang lebih besar. “Misalnya dengan mengolahnya menjadi natural extract, seperti yang dilakukan oleh perusahaan kami,” tutur Junius.
Prospek natural extract di Indonesia diyakini akan terus berkembang. Apalagi bahan baku cukup mendukung. Junius mengungkapkan, di Indonesia petani masih memiliki gairah untuk menanam berbagai bahan baku natural extract. Hal ini agak berbeda dengan Malaysia. Walau tongkat ali dan kacip fatimah begitu populer, tetapi ketersediaan bahan bakunya kurang mendukung.
Junius menjelaskan, bergerak di bidang agribisnis memang memiliki risiko yang sangat besar. Selain masalah pasokan, konsistensi bahan baku juga sering menjadi kendala. “Akibatnya seringkali produk ekstrak Indonesia kurang kompetitif dibandingkan produk impor,” kata Junius. Dia menyontohkan, untuk mendapatkan ekstrak curcumin, pihaknya memerlukan jumlah kunyit yang lebih banyak dibandingkan produsen sejenis yang dari luar negeri. “Ini dikarenakan kandungan curcumin pada kunyit dalam negeri yang cenderung barvariasi,” tambah Junius. Namun demikian, Junius tidak kehabisan akal. Dengan berbagai strategi marketing dan inovasi, pihaknya tetap mampu bersaing dengan produk impor.
Bukan hanya mengekstraksi. Junius bersama perusahaannya juga terus melakukan inovasi. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Junius adalah dengan melakukan purifikasi. “Kami juga bisa mempurifikasi zat aktif tertentu, sehingga diperoleh tingkat kemurnian yang tinggi,” tambah Junius.
 Menembus pasar internasional
Natural extract untuk bahan baku produk pangan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Walau mengawali dari ekstraksi untuk bahan baku jamu, ternyata produksi natural extract untuk keperluan industri pangan menjadi yang tertinggi di Javaplant saat ini, yakni dengan outputsebesar 100 ton setiap bulannya. Ekstrak teh hitam, teh hijau, dan kopi menjadi favorit sejauh ini. “Produsen ekstrak kopi cukup banyak. Tetapi, untuk ekstrak teh cukup sedikit. Selama ini, ekstrak teh banyak diimpor dari Cina,” ungkap Junius.
Selain sebagai bahan baku utama, natural extract juga dapat digunakan sebagai bahan baku ingridien, seperti untuk flavor, pewarna, atau komponen pangan fungsional. Bahkan kedepannya, Junius mengungkapkan, bahwa pihaknya akan menyiapkan line-line khusus untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sejauh ini, produk ekstrak dari Javaplant telah mampu menembus pasar internasional. Adalah polimer tipe A dari cinnamon yang disukai pasar Amerika Serikat. “Komponen tersebut digunakan pada produk yang memberikan klaim menurunkan berat badan, kolesterol, kadar gula, hipertensi, dan untuk pembentukan massa tubuh,” ujar Junius. Selain Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang juga cukup rutin memesan ekstrak dari Javaplant Indonesia.
Dokumentasi dan sertifikasi
Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Javaplant adalah dokumentasi dan sertifikasi. Beberapa sertifikasi yang dimiliki Javaplant adalah GMP (Good Manufacturing Practices), Halal, Khoser, fitosanitary, dan lainnya. Selain itu untuk menembus pasarekspor, diperlukan kesesuaian dengan persyaratan negara yang bersangkutan. Termasuk dari segi keamanan pangan. Junius menjelaskan, bahwa untuk natural extract terdapat beberapa parameter keamanan yang perlu diperhatikan, antara lain residu solvent, pestisida, dan logam berat.
Negara-negara tertentu juga seringkali memberikan persyaratan khusus. Misalnya Amerika Serikat, dalam rangka mencegah bioterorisme, terdapat sertifikasi terkait hal tersebut. Audit yang dilakukan, diantaranya oleh bea cukai dan kantor imigrasi Amerika Serikat. Beberapa hal yang menjadi perhatian audit antara lain prilaku karyawan, keberadaan CCTV di sudut-sudut tertentu, catatan pengiriman dan penerimaan barang, dan lainnya. “Hal ini bisa dimengerti, mengingat negara tersebut cukup mewaspadai potensi aksi terorisme,” kata Junius. @hendryfri
Artikel ini dimuat di majalah FOODREVIEW INDONESIA edisi April 2014.  Artikel lain dapat dibaca di www.foodreview.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar